Teori Penulisan Bahasa Iklan:
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah
menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara
komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan
mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar
oleh sponsor tertentu.
Secara umum, iklan berwujud penyajian
informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau took
yang dijalankan dengan konpensasi biaya tertentu. Dengan demikian,
iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk
dan menggiring orang untuk menganbil tindakan yang menguntungkan bagi
pihak pembuat iklan.
Iklan yang memiliki daya tarik termasuk iklan
yang berguna untuk memancing tanggapan (respons) dari konsumen. Supaya
berdaya tarik maka materi iklan diterjemahkan dalam eksekusi iklan.
Dalam hal ini, kategori yang dipakai rasional dan emosional, atau
kombinasi keduanya.
Sebuah produk atau jasa wajib memposisikan
diri untuk menempatkan citra produk atau jasa ke dalam benak konsumen.
Untuk itu, hal-hal spesifik yang perlu mendapatkan perhatian, antara
lain, atribut, harga, kualitas, penggunaan, persepsi pemakai, dan
kategori produk. Yang tak kalah pentingnya adalah mencari dan
menempatkan posisi khusus dalam pikiran konsumen.
Bahasa dalam
iklan dituntut untuk mampu menggugah, manarik, mengidentifikasi,
manggalang kebersamaan, dan mengkomunikasikan pesan dengan koperatif
kepada khalayak (Stan Rapp & Tom Collins, 1995: 152).
Dengan demikian, struktur kata dalam penulisan iklan adalah:
1. Menggugah : mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan perhatian.
2.
Informatif : kata-katanya harus jelas, besahabat, komunikatif, dan
tidak bertele-tele apalagi sampai mengabaikan durasi penayangan.
3. Persuasif : rangkaian kalimatnya membuat target audience nyaman, senang, tentran, dan menghibur.
4. Bertenaga gerak : komposisi kata-katanya menghargai waktu selama masa penawaran/masa promosi berlangsung.
Untuk
menyampaikan gagasan pikiran tersebut dalam suatu bahasa, seorang
penulis iklan harus mengetahui aturan-bahasa tersebut, seperti tata
bahasa, kaidah-kaidahnya, idiom-idiomnya, nuansa atau konotasi sebuah
kata, dan sebagainya. Syarat ini adalah syarat yang mutlak.
Gaya
bahasa dan jenis kata dalam iklan yang dibuat untuk surat kabar tentu
berbeda dengan iklan yang dibuat untuk ditayangkan di radio atau
televisi. Sebab surat kabarmemeningkan mata dan dapat diamati orang
dengan lama. Sementara itu radio mementingkan telinga dan TV
mementingkan mata dan telinga. Kedua yang terakhir ini bersifat
sekelebat.
Selain itu, bahasa yang dipakai dalam pembuatan iklan
harus mampu mengarahkan target audience untuk membeli, menggunakan, atau
beralih ke produk jasa yang diiklankan. Tentu saja, perlu juga
diperhatikan apakah produk yang diiklankan baru ataukah sudah lama. Gaya
dan jenis bahasa yang dipakai pun harus sesuai dengan target audience.
Dalam
kaitan dengan kebahasaan, ternyata ada dua jenis bahasa yang harus
dibedakan. Kedua jenis bahasa itu berkaitan dengan bahasa normatif dan
bahasa deskriptif. Kedua jenis bahasa ini ternyata juga memiliki
serbaneka laras bahasa komunikasi. Oleh karena itu, serbaneka laras
bahasa komunikasi perlu mendapat perhatian, seperti laras jurnalistik,
laras SMS, bahasa sehari-hari, seperti gue, ente, ane, lo, doi, wkwkwkwk, EGP, caper, dll.
Di samping laras bahasa yang wajib mendapat perhatian, ada pedoman kebahasaan yang digunakan untuk bahasa iklan, seperti:
1. Komunikatif (mudah dipahami);
2. Sederhana bahasanya;
3. Tanpa kalimat majemuk;
4. Berbentuk kalimat aktif;
5. Padat dan kuat bahasanya;
6. Positif bahasanya, bukan yg bersifat menjatuhkan pihak lain;
7. Dan yg paling penting masuk akal/logis.
Untuk
menulis naskah dengan menggunakan bahasa Indonesia, mereka harus
menguasai EYD. Agar maknanya dapat ditangkap oleg target audience.
Bahasa mesti menyimpan makna ketika kita ungkapkan pada orang lain, agar
mereka memahami apa yang kita ungkapkan tersebut. Bahasa yang
informatif, menerangkan 5W+1H secara jelas dan singkat sesuai dengan hal
yang akan di-iklankan nanti.
Pada umumnya bahasa iklan memiliki prinsip sebagai berikut :
1. Iklan isi pernyataannya jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
2. Iklan isi pernyataannya jauh dari unsure menyinggung perasaan dan
merendahkan martabat negara,agama, susila, adat, budaya, suku dan
golongan.
3. Iklan isi pernyataannya menjiwai asas persaingan yang sehat.
SUMBER :
http://johnherf.wordpress.com/2008/04/16/bahasa-iklan-komunisuasif/
http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/03/belajar-iklan-bahasa-dalam-iklan.html
http://rhany333.wordpress.com/2010/03/10/iklan-bahasa-iklan-dan-bahasa-komunikasi/
http://tipspenulisanbahasaiklan.blogspot.com/