Thursday 17 December 2015

Cerpen - Pulau Langit

Pada suatu hari, kelompok bajak laut topi jerami pergi menuju pulau langit. Pulau ini terkenal dengan kekayaan dan emas yang berlimpah. Salah satu kru bajak laut topi jerami, Nami sangat senang akan hal ini, karena seluruh kru bajak laut topi jerami akan mencuri emas tersebut. Mereka membagi grup menjadi 2. Luffy bersama Chopper, Usopp, Sanji, dan Franky. Nami bersama Brook, Zoro, Robin, dan Jinbe. Enel, sang penguasa pulau langit terkenal mempunyai kekuatan mantra, artinya bisa mengetahui di seluruh pulau langit melalui gelombang listrik. Tiba-tiba, Enel pun langsung terjun dan bertemu grup Nami. Mereka langsung melawan Enel tapi mereka justru dikalahkan oleh Enel. Enel telah memakan buah setan goro-goro no mi. Buah tersebut berkekuatan listrik sehingga pemakan dapat memanipulasi listrik dan mengubah tubuhnya menjadi listrik. Itulah sebabnya tebasan pedang Zoro dan Brook, karate Jinbe dan teknik Robin tidak mempan oleh Enel. Nami pun diculik oleh Enel karena Nami telah melihat temannya pingsan dan Nami pun menyerah. Enel pun membawa Nami menuju istana tersembunyinya di tengah hutan.

Beberapa lama kemudian, Luffy dan grupnya bertemu dengan grup Zoro tanpa Nami. Luffy sang kapten sangat marah kepada Enel karena sudah menyakiti teman-temannya. Robin pun terbangun dan memberitahukan kepada Luffy dan yang lain bahwa Nami diculik oleh Enel dan ditahan di Istana hutan. Luffy, Sanji dan Usopp pun bergerak menuju istana hutan, Chopper merawat teman-temannya, dan Franky membantu Chopper. Berkat mantra, Enel pun menyadari hal ini dan menyiapkan ratusan anak buah untuk menghadang Luffy, Sanji, Usopp di istana.

Sesampainya di istana, mereka dikejutkan dengan banyaknya anak buah Enel yang berada di istana. Sanji dan Usopp pun melakukan pertempuran dengan para anak buah Enel dan mereka mengandalkan Luffy untuk mengalahkan Enel. 

Saat bertemu Enel, Luffy pun teriak, "ENEEEEL, BERANINYA MENYAKITI TEMAN-TEMAN. AYO KITA DUEL 1 vs 1 KALAU BERANI!"

Enel menjawab, "Ayolah sini! Kau bukan tandinganku. Aku sangat kuat, kau tahu?" Enel menambahkan, "Sebelum kau mati, ada permintaan terakhir? YAHAHAHA~"

Luffy berkata, "Tak usah banyak bicara"

Luffy pun mengeluarkan pukulan keras ke kepala Enel saat dia masih tertawa. Enel pun bisa lolos dari pukulan Luffy melalui mantra. 

Enel berkata, "Dasar bodoh. Pukulan seperti itu mana mungkin bisa menyakitiku. YAHAHAHA~".

Luffy berkata, "Dasar pengecut!"

Enel merasa kesal dan mulai mengeluarkan jurusnya, 1 juta volt petir dilemparkan ke Luffy namun Luffy berhasil menghindar. Jurus 1 juta volt, 5 juta volt, 10 juta volt dikeluarkan dan mengenai Luffy. Namun tidak mempan, karena Luffy sejak lama telah memakan buah setan gomu-gomu no mi. Tubuh Luffy berubah menjadi karet. Karet memang tidak bisa menghantarkan listrik, sehingga apapun serangan listrik Enel tidak mempan oleh Luffy. Enel merasa tidak percaya, dan mengeluarkan segala kemampuan listriknya tapi tidak mempan. Enel tidak mengerti dengan hal ini karena di pulau langit tidak ada karet. Seluruh penghuni pulau tidak tahu karet termasuk Enel.

Serangan balik dilakukan oleh Luffy dengan jurus Gomu-gomu no pistol mengenai muka Enel. Enel tidak mampu menghindar karena masih tidak percaya bahwa jurusnya tidak mempan, dan Enel pun terpental jauh. Sesaat Enel mau berdiri, Luffy melakukan jurus Gomu-gomu no gatling, dan Enel pun pingsan.

Di saat itu, Sanji dan Usopp menghampiri Luffy yang sangat lelah. Lalu mereka menjemput Nami, dan mengambil emas-emas yang bisa mereka bawa. Mereka pun menuju kapal, karena teman-teman yang lain sudah sadar oleh Chopper. Setelah mereka sampai kapal, mereka pun pergi melanjutkan petualangannya ke pulau lain. TAMAT~

Sumber: One Piece Skypeia arc dan ngarang sendiri.

Opini tentang Aksi Terorisme

Masalah terorisme sepertinya akan menjadi sesuatu yang memerlukan penanganan secara kontinualitas karena perkara ini sudah menjadi budaya dan seolah-olah menjadi sesuatu yang biasa. Kejeraan rakyat Indonesia akan terorisme menjadi berkurang dengan adanya estetikasi kekerasan yang banyak ditayangkan di televisi dan situs-situs tertentu. Tidak semanis yang kita bayangkan dengan kematian para teroris maka ancaman terorisme akan musnah begitu saja tanpa ada dampak signifikan terhadap bangsa Indonesia. Mengingat mereka meninggalkan banyak kader yang memang telah terdoktrin dengan konsep ajaran yang mereka yakini benar adanya dan mesti direalisasikan dalam demonstrasi pengeboman sebagai wujud amar ma’ruf nahi munkar. Idealnya, proteksi timbulnya terorisme yang lebih ganas lagi dan penangkapan para bibit-bibit teroris harus terus dilakukan sebagai antisipasi akan menyebarnya virus teroris baru yang berpotensi menjadi budaya destruktif di Indonesia. Dengan demikian bangsa tidak lagi direpotkan dengan ulah para teroris yang telah memiliki banyak jaringan di dunia itu.

Penanganan kasus terorisme di Indonesia sudah selayaknya menjadi tanggung jawab rakyat Indonesia tanpa tekecuali sesuai dengan amanat yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yaitu untuk melaksanakan ketertiban dunia. Bagaimana sebuah bangsa akan memunyai andil terhadap terciptanya ketertiban dunia kalau tidak diawali dengan terealisasinya kondisi negaranya yang tertib dan aman dari segala ancaman. Beranjak dari bangsa Indonesia sebagai Negara yang demokrasi yang katanya pemerintahan itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, maka sudah menjadi suatu keniscayaan ketika masalah terorisme ini penanganannya menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Sehingga hasilnya pun akan optimal karena dimotori oleh banyak kalangan yang masing-masing memiliki peran yang berarti. Sedikit banyak kontribusi yang diberikan tentu begitu bermakna guna mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang aman, nyaman dan tentram.

Begitu banyak pengeboman yang terjadi di negara tercinta ini. Betapa banyak rakyat Indonesia yang terkecam dengan beredarnya teror bom di berbagai tempat. Hal ini tentu akan berpotensi menjadi sebuah budaya yang legal dan tidak tabu lagi dipandang oleh kasat mata karena frekuensinya yang tinggi. Ditambah dengan banyak penayangan informatif dan rekreatif oleh stasiun-stasiun televisi yang awalnya dimaksudkan untuk memberikan peringatan akan bahaya bom dan teror justru menjadi bahan tontonan yang mengasyikkan bagaikan serial film yang selalu menarik dinikmati atau laksana sinetron yang terus bersambung sejalan dengan beruntunnya peristiwa itu. Semuanya mungkin saja terjadi pada bangsa ini jika hal itu tidak terus digandeng oleh proteksi (pencegahan) dan sosialisasi untuk berdakwah dengan jalan yang benar. Dengan segala upaya yang dilakukan baik oleh pihak kepolisian khususnya dan seluruh rakyat Indonesia umumnya diharapkan akan meminimalisir potensi terorisme yang segala bentukmya itu menjadi sebuah adat atau budaya pada masyarakat Indonesia yang berasakan Pancasila yang salah satu sila keduanya berbunyi, “Kemanusian yang adil dan beradap”. Sila ini mengandung nilai filosofis agar bangsa ini menjadi bangsa yang menghargai hak dasar manusia sebagai makhluk tuhan yang menghendaki kehidupan yang adil dan bermoral tinggi, Sehingga bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang aman, tentram bahkan sejahtera dengan lenyapnya masalah terorisme ini dan mampu menjadi bangsa yang berandil terhadap perwujudan ketertiban dunia.